VOXTIMOR - Pemerintah Kabupaten Manggarai bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Manggarai menggelar festival kopi. Kegiatan festival kopi ini berlangsung di Lapangan Motang Rua, Ruteng dan telah dimulai pada Senin 1 Agustus lalu. Festival Kopi Tahun 2022 ini dilaksanakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai. TradisiWai Doka dan Kelong Khas Manggarai Timur Tampil Saat Penutupan Bhayangkara Cup I Waelengga. Masyarakat desa Mbengan, Manggarai Timur, NTT punya tradisi bernama Wai Doka dan Kleong yang terus dilestarikan hingga kini. 25/07/2022, 18:38 WIB. MEMENTOMORI oleh Gerard N Bibang - BULIR.ID MEMENTO MORI Fast Money. Laporan Reporter Robert Ropo BORONG - Pemerintah Daerah Pemda Manggarai Timur menggelar big event atau even besar Festival Kopi Lembah Colol. Festival Kopi Lembah Colol ini resmi dilaunching bertempat di Ruang Rapat Bupati Manggarai Timur, Selasa 6 Juni 2023. Sekda Manggarai Timur Ir Boni Hasudungan Siregar didampingi Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan atau Parbud Manggarai Timur Rofinus Hibur Hijau, melaunching Festival ini dengan memukul gong lima kali. Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, SH., dalam sambutan tertulis yang dibacakan Sekda Boni dalam kesempatan itu, mengatakan, upaya pembagunan pariwisata yang dilakukan oleh pemerintah pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Baca juga 11 Agenda Akan Digelar dalam Festival Kopi Lembah Colol 2023 di Ulu Wae Matim, Ini Rinciannya Meskipun demikian, ada banyak kritik bahwa dalam pengembangan kepariwisataan, pemerintah lebih fokus pada agregat pertumbuhan ekonomi semata, sementara peningkatan kesejehteraan masyarakat lokal terabaikan. Dalam banyak penelitian ditemukan bahwa agregat pertumbuhan ekonomi tidak selalu berjalan linear dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, praktik penyelengaraan pariwisata juga cenderung tidak memberikan masyarakat lokal ruang untuk ikut berpartisipasi. Dampaknya adalah hak-hak dan kondisi sosial budaya masyarakat lokal tidak terakomodir dalam pengambilan kebijakan. Atas dasar itu, perlu dipikirkan suatu model pembangunan pariwisata yang menempatkan masyarakat lokal sebagai basis utama. Salah satu model pembangunan pariwisata yang selaras dengan itu adalah konsep pariwisata berbasis masyarakat. Dalam konsep pariwisata berbasis masyarakat, praktik kepariwisataan dijalankan sepenuhnya dari, oleh dan untuk masyarakat lokal. Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur mengadopsi konsep pariwisata berbasis masyarakat sebagai dasar dari arah pembangunan pariwisata di Kabupaten Manggarai Timur sebagaimana yang termaktub dalam misi Bupati dan Wakil Bupati terpilih, terutama pada misi kedua yakni 'Mengembangkan ekonomi unggulan berbasis pertanian organik, pariwisata berbasis komunitas, industri kecil, koperasi dan usaha menengah dan kecil masyarakat'. Sebagai penjabaran teknis dari konsep pariwisata berbasis masyarakat tersebut, Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sampai dengan Tahun 2022 telah menetapkan 12 desa wisata. Dari 12 Desa Wisata tersebut, ada dua Desa Wisata yang berada di Kawasan Lembah Colol, yaitu Desa Wisata Colol dan Desa Wisata Ulu Wae. Bupati Agas juga menerangkan terkait sejarah Kopi Colol. Kawasan lembah Colol sejak lama telah dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kopi terbaik di NTT maupun Indonesia. Pengakuan terhadap kualitas kopi Colol memiliki riwayat historis yang panjang. Pada tahun 1937, Pemerintah kolonial Belanda mengadakan sayembara 'Pertandingan Keboen'. Sayembara ini merupakan kontes perkebunan kopi. Pada ajang tersebut, kopi lembah Colol berhasil keluar sebagai pemenang. Sebagai penghargaan, Pemerintah Kolonial Belanda menghadiahkan Bendera Kerajaan Belanda dan perangkat alat pertanian. Bukti penghargaan berupa Bendera dan perangkat pertanian tersebut masih ada sampai sekarang. Ruteng, Vox NTT – Sebanyak 19 Kasus bunuh diri terjadi di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur NTT pada tahun 2019. Jumlah itu diketahui meningkat dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2018 hanya terdapat 11 kasus bunuh diri. CEO Yayasan Mariamoe Peduli YMP Jefrin Haryanto mengungkapkan data itu saat menggelar pertemuan akhir tahun bersama sejumlah awak media di kantor yayasan itu, yang beralamat di Gedung Mariamoe Lantai 3 Jalan Arabika Nomor 41, Kelurahan Tenda, Kecamatan Langke Rembong, Manggarai, Sabtu 21/12/2019. Menurut Jefrin meningkatnya kasus bunuh diri disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya ada turbulensi dinamika sosial. “Dalam situasi ini ada orang yang kalah dan ada orang yang menang. Ada yang secara psikologis menang dan yang secara psikologisnya kalah,” ungkapnya. Ia mengatakan kasus bunuh diri di Manggarai perlu dibedah pada level kebijakan. Pembedahan pada level kebijakan berkaitan dengan seberapa serius otoritas pemerintah melihat situasi ini sebagai soal bersama dan mencoba menelaahnya secara serius. Ia meminta sudah saatnya masalah bunuh diri tidak lagi didiskusikan pada kasus per kasus. Sebab, ada hal yang serius di tatanan konstruksi sosial. Menurut Jefrin sejak kasus bunuh diri ini mulai marak, pihaknya belum mendengar ada reaksi yang serius di level kebijakan Pemda Manggarai. Padahal, ia menilai Kota Ruteng sudah tidak ramah lagi bagi mereka yang bermasalah. Kota Ruteng atau Manggarai pada umumnya menurut Jefrin, kehabisan ruang dan orang yang bisa ada bersama mereka yang bermasalah. Sebab, ia berpendapat orang bunuh diri itu bukan karena dia ingin mati atau tidak takut mati. Tetapi bunuh diri diambil sebagai solusi untuk lari dari sebuah persoalan. “Kenapa orang punya banyak masalah dan tidak ada tempat buat orang untuk menjadi sandaran saat mengalami masalah, banyak orang punya masalah tapi tidak tahu bagaimana menyelesaikannya. Apalagi ruang dan saluran untuk menyalurkan ekspesi setiap orang itu tidak ada,” kata Alumunus Magister Psikologi UGM itu. “Kota kita dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Bunuh diri itu indikasi ada masalah kronis di jiwa kota kita,” sambung Jefrin. Ia pun berharap, dalam hiruk pikuk pembangunan jangan sampai tak menyisahkan ruang untuk hati yang bersedih, atau tak ada lagi telinga yang rela mendengar. “Pembangunan jangan sampai menelantarkan kemanusiaan. Ruang publik hari-hari ini dipenuhi oleh isu-isu politik dan semoga tidak mengabaikan isu kemanusiaan ini,” katanya. Apalagi, saat ini Kabupaten Manggarai sudah memasuki masa Pilkada. Sebab itu, Jefrin berharap para kandidat membedah isu bunuh diri sebagai indikator kebahagiaan publik. Dikatakan, bunuh diri bisa dibaca sebagai potret masyarakat. Apakah masyarakat sudah bahagia atau tidak. “Silakan para kandidat meramu isu ini sebagai salah satu menu yang dimasukan dalam gagasan yang akan di usung,” tutupnya. Sebab, apabila pemerintah tidak mengambil langkah pencegahan atau solusi, Jefrin berkeyakinan jumlah kasus bunuh diri akan terus meningkat pada tahun berikutnya. Sehingga ia berharap ada langkah pencegahan atau upaya bersama dari semua stake holder untuk menyelesaikan persoalan ini. “Harus ada upaya bersama menurut saya perlu duduk bersama dan melihat secara jernih. Apa penyebab semuanya terjadi dan harusnya yang menginisiasi itu adala pemerintah yang punya kewenangan,” katanya. Penulis Pepy Kurniawan Editor Ardy Abba Borong, Vox NTT- Pemerintah Daerah Manggarai Timur Pemda Matim diminta untuk membuka mata melihat kondisi gedung darurat Tambahan Ruangan Kelas TRK dari SDI Wae Ciu yang berlokasi di Kampung Larok, Desa Satar Kampas, Kecamatan Lamba Leda Utara. “Pemda Matim seharusnya buka mata terkait kondisi TRK Mbijar Larok karena ruangan yang ada sekarang ini hasil swadaya masyarakat dengan nilai uang 60 juta,” tegas Ketua Komite TRK Larok Vinsensius Simer saat dijumpai wartawan pada Jumat 20/1/2023. Vinsensius juga meminta Bupati Matim Agas Andreas agar tidak hanya berbicara di atas meja kerja kerjanya. Bupati Agas diminta untuk turun dan segera memperhatikan kondisi gedung darurat TRK Larok. BACA JUGA Bantuan Mengalir, Bangunan TRK Larok Hampir Rampung Selama ini, kata dia, gedung TRK Larok dibangun atas kerja swadaya masyarakat setempat. Kemudian, pada 4 Januari 2023 lalu, masyarakat Kampung Larok dan Mbijar bahu-membahu membangun kembali gedung TRK. Vinsensius juga menceritakan TRK Larok resmi beroperasi pada 8 Agustus 2016 lalu. Namun sejak beroperasi, sekolah tersebut tidak ada bantuan dari Pemda Matim dalam bentuk apapun. “Gedung TRK Larok Mbijar ini betul-betul swadaya dari masyarakat setempat,” pungkasnya. “Saya meminta kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur, tolong memperhatikan kondisi gedung sekolah ini karena usia TRK ini sudah 7 tahun, namun sampai saat ini pemerintah belum memperhatikan sama sekali kondisinya,” tambah Vinsensius. BACA JUGA Sedih! Gedung TRK Ambruk Diterpa Angin, Siswa KBM di Rumah Warga Dia menambahkan, TRK Larok dibangun bertujuan untuk mencerdaskan anak bangsa. Sebab itu, pemerintah segera memperhatikannya. Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, gedung TRK ambruk rata tanah usai diterpa angin kencang pada Senin 02/01/2023 lalu. Gadung darurat berukuran 20×5 meter itu dibangun pada 7 tahun lalu. Meski sudah lama dan tampak darurat, di TRK Kampung Larok terdapat 5 rombongan belajar dan terdapat 54 siswa. Selama ini mereka bertahan di tengah serba kekurangan demi menuntut ilmu. Namun setelah angin kencang “mengamuk” dan meluluhlantakkan gedung darurat itu. Akibatnya, proses kegiatan belajar mengajar KBM tentu saja terganggu. Usai kejadian tersebut bantuan swadaya dari berbagai pihak mengalir. Kini, bangunan ukuran 20×5 meter dengan volume 5 rombongan belajar rombel itu sudah kembali dibangun secara darurat. Kini, hanya menyisakan lantai tanah. Sebelumnya, fasilitas sekolah yang mengalami kerusakan antara lain; kursi 42 unit, meja 35 unit, rak buku 5 unit dan papan tulis tripleks 5 lembar. Selain itu, seng, balok, papan dinding dan pintu juga mengalami kerusakan berat. Taksasi kerugian material bangunan darurat TRK Larok setelah dihitung bersama tukang setempat mencapai Sebagian biaya bersumber dari swadaya warga. Pembangunan TRK yang ditargetkan 10 hari kerja itu ternyata lebih cepat 6 hari. “Semua itu berkat semangat warga setempat yang dikoordinasi langsung pihak Kecamatan Lamba Leda Utara, serta aliran dukungan yang hebat dan tulus dari para pihak, mulai dari Pa Wili Nurdin, Pa Yos Harsan, Pa Jhon Nembo, Pa Stefanus Gandi, Pa Ajidin Jafar, pihak Kecamatan Laut, Forkopincam, pihak Pemerintah Desa Satar Kampas, termasuk dukungan yang maksimal Kepala SDI Wae Ciu Damianus Sati,” terang Camat Lamba Leda, Agustinus Supratman, Jumat 13/01/2023. Bantuan lain menurut Camat Agus, bersumber dari Pemda Manggarai Timur yakni semua kursi, meja, lemari buku dan papan tulis. Sisi lain dukungan untuk pembangunan TRK Larok datang dari Anggota DPRD Matim, Sifridus Asman. Asman yang merupakan kader PAN itu datang langsung melakukan reses bersama warga yang lagi kumpul kerja bakti di TRK Larok. Penulis Ardy Abba

vox ntt manggarai timur hari ini